Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.
Penyakit ini banyak terjadi di negara-negara berkembang dan anak-anak lebih sering mengalaminya.
Meskipun sama-sama penyakit infeksi, tipes berbeda dengan tifus. Dalam dunia medis, tipes merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri Rickettsia dan Orientia yang menular ke manusia melalui gigitan kutu atau tungau. Sedangkan bakteri tipes menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Demam tifoid sangat menular. Orang yang terinfeksi dapat menularkan bakteri dari tubuhnya melalui kotorannya atau, lebih jarang, melalui urine.
Jika orang lain mengonsumsi makanan atau minuman air yang terkontaminasi dengan sedikit saja kotoran atau kencing yang terinfeksi, mereka dapat terkena tipes.
Namun, kebanyakan pengidap bisa membaik sekitar seminggu setelah mengonsumsi antibiotik. Selain itu, ada juga vaksinasi yang bisa membantu memberi perlindungan terhadap tipes.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella thypi. Jenis bakteri ini juga berkaitan langsung dengan penyakit Salmonellosis yang menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan yang lebih buruk daripada tipes.
Salmonella thypi dapat menular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi.
Paparan bakteri pada makanan atau minuman bisa terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau mengonsumsi makanan yang penyuciannya menggunakan air yang tercemar bakteri Salmonella thypi.
Begitu juga dengan minuman. Jadi, pastikan kamu selalu mengonsumsi minuman dengan tingkat kematangan yang optimal.
Kamu juga bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dokter mengenai penyebab gejala kesehatan yang kamu alami.
Faktor Risiko Tipes
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terserang tipes, antara lain:
Gejala Tipes
Gejala tipes umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi bakteri.
Tanda-tanda penyakit ini, yaitu demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut. Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.
Pengidap bisa menjalani pengobatan di rumah atau di rumah sakit, tergantung kepada tingkat keparahan gejala yang mereka alami.
Jika tipes terdiagnosis pada stadium awal, kamu dapat menjalani perawatan di rumah dengan pengobatan antibiotik selama 1-2 pekan.
Perawatan di rumah sakit barulah perlu jika penyakit tersebut terlambat terdiagnosis atau sudah dalam stadium lanjut.
Berikut gejala awal tipes:
Pengidap mungkin juga mengalami batuk, kehilangan nafsu makan dan berkeringat.
Beberapa minggu setelah gejala di atas muncul, penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada usus. Berikut gejala yang mungkin muncul:
Kondisi tersebut sudah berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.
Untuk mendiagnosis tipes, dokter pertama-tama biasanya akan menanyakan gejala yang kamu alami, riwayat kesehatan dan perjalanan kamu. Setelah itu, ahli medis tersebut bisa mengambil sampel darah, tinja, atau urine kamu.
Sampel akan ditaruh di lingkungan yang mudah ditumbuhi bakteri. Pertumbuhan tersebut, yang disebut kultur, diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya bakteri tipus.
Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis yang tergolong akurat juga bisa melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang. Namun, ini sangat jarang dokter gunakan.
Cara yang paling efektif dalam menangani tipes adalah dengan segera mungkin memberikan terapi antibiotik.
Beberapa jenis antibiotik yang biasanya dokter resepkan untuk mengatasi penyakit ini, antara lain fluorokuinolon, sefalosporin, makrolida, dan karbapenem.
Untuk menurunkan suhu tubuh, kamu bisa mengonsumsi obat penurun demam bebas.
Selain itu, berikut beberapa pengobatan lainnya yang bisa membantu mengatasi tipes:
Komplikasi Tipes
Komplikasi demam tifoid dapat berupa kerusakan dan pendarahan pada usus. Penyakit ini juga bisa menyebabkan sel-sel di dinding usus kecil atau usus besar mati.
Hal ini memungkinkan isi usus bocor ke dalam tubuh. Akibatnya, pengidap dapat menyebabkan sakit perut yang parah, muntah-muntah dan infeksi di seluruh tubuh yang disebut sepsis.
Kerusakan pada usus dapat terjadi pada tahap akhir penyakit. Komplikasi yang mengancam jiwa ini memerlukan perawatan medis segera.
Komplikasi lain yang mungkin terjadi meliputi:
Pencegahan penyakit ini bisa dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tifoid merupakan imunisasi rekomendasi dari pemerintah, meski demikian vaksin ini belum masuk dalam kategori wajib.
Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang sudah berusia di atas dua tahun dan diulang tiap tiga tahun. Pemberian imunisasi ini adalah dalam bentuk suntik pada balita dan dalam bentuk oral pada anak yang berusia di atas enam tahun.
Seperti halnya pada vaksin-vaksin lain, vaksin tifoid tidak memberikan perlindungan 100 persen.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi tersebut tetap rentan terserang terinfeksi, tapi tingkat keparahan penyakit akan lebih ringan dibanding anak yang tidak mendapatkan imunisasi.
Vaksinasi ini pun juga penting bagi orang yang berniat bekerja atau bepergian ke daerah endemik tipes.
Tindakan pencegahan lain yang juga perlu kamu lakukan adalah memperhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Jika kamu dan anak berniat makan di luar rumah, sebaiknya hindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri dan sebaiknya konsumsi minuman dalam kemasan.
Jika kamu atau anggota keluarga mengalami satu atau beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter penanganan yang tepat.